TransSulteng-Parigi moutong-Lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema di Lapangan Desa Gurinda, Kecamatan Mepanga, Minggu (27/7/2025). Warga dari berbagai desa hadir bukan hanya untuk menyaksikan kompetisi tilawah, tapi juga untuk ikut merayakan hadirnya Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-16 tingkat Kecamatan Mepanga.
Usai sebuah momentum religius yang sekaligus menjadi refleksi sosial dan pembangunan.
Kegiatan dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Parigi Moutong, Aziz Tombolotutu, mewakili Bupati parigi moutong.
Turut hadir dalam acara ,Camat Mepanga Rusmin Suseno, jajaran Forkopimcam, tokoh agama lintas ormas, kepala desa se-kecamatan, hingga pelajar dan masyarakat umum.
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Aziz, ditegaskan bahwa pelaksanaan MTQ bukan sekadar agenda seremonial keagamaan, melainkan bagian dari strategi memperkuat jati diri daerah melalui pembinaan mental-spiritual masyarakat.
di katakan,MTQ adalah ruang pembinaan akhlak dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Ia menjadi pilar dalam membangun karakter masyarakat yang religius, toleran, dan tangguh menghadapi zaman.
Selain itu,Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menempatkan aspek keagamaan sebagai bagian dari program prioritas pembangunan, khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia berbasis nilai.
Dalam dokumen perencanaan jangka menengah daerah (RPJMD), pendidikan karakter, moderasi beragama, dan pembangunan masyarakat desa berbasis spiritualitas menjadi elemen penting.
MTQ tingkat kecamatan, yang konsisten digelar setiap tahun, menjadi instrumen pembangunan sosial yang menjangkau langsung akar rumput. Pemerintah melihatnya sebagai media membangun generasi Qurani di desa, sekaligus menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat yang semakin majemuk.
"Kami percaya, pembangunan tidak hanya diukur dari infrastruktur fisik, tapi dari kuatnya nilai di tengah masyarakat. Dan MTQ menjadi bagian penting dalam investasi sosial kita,” tutur Aziz dalam sambutannya.
MTQ ke-16 Mepanga tidak hanya menampilkan qori dan qoriah terbaik, tapi juga menghadirkan semangat kolektif antar-desa dalam menyemarakkan nilai-nilai Islam. Ratusan warga terlibat dalam kepanitiaan, pelayanan konsumsi, hingga penginapan peserta. Desa menjadi pusat spiritual sekaligus ruang gotong royong lintas generasi.
Sementara,Peserta berasal dari seluruh desa di Kecamatan Mepanga, dengan cabang lomba yang mencakup tilawah, tahfidz, dan tartil. Tak sedikit peserta yang berasal dari kalangan remaja dan santri muda, menunjukkan bahwa regenerasi nilai keislaman tetap terjaga.
_"MTQ ini bukan hanya tentang siapa juara. Tapi bagaimana kita sebagai masyarakat menjaga Al-Qur’an tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ketua Panitia_
Ia menjelaskan,Di tengah tantangan globalisasi dan derasnya arus digital, MTQ tetap hadir sebagai penyeimbang. Pemerintah daerah menyadari bahwa membangun identitas dan kekuatan sosial tidak cukup dengan pembangunan fisik semata.
Ruang-ruang seperti MTQ menjadi penting untuk memperkuat ketahanan budaya, moral, dan spiritual masyarakat desa. Apalagi di daerah seperti Mepanga yang secara geografis cukup jauh dari pusat kabupaten, peran agama dan komunitas menjadi fondasi utama keberlanjutan sosial.
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan-kegiatan keagamaan sebagai bagian dari transformasi sosial. Mulai dari dukungan anggaran, fasilitasi pelatihan qori/qoriah, hingga sinergi dengan lembaga pendidikan Islam.
Penutupan MTQ Mepanga dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan, dengan penyerahan penghargaan kepada peserta terbaik dan refleksi bersama tokoh masyarakat.
"Kami ingin masyarakat Parigi Moutong dikenal sebagai masyarakat yang beriman, cerdas, dan saling menghargai. Dan semuanya bisa dimulai dari ruang sederhana seperti MTQ ini,” tutup Aziz.
Sumber : Prokopim Setda di Publis Diskominfo Parigi Moutong.
