Notification

×

Indeks Berita

Tag Terpopuler

ISEI Palu Berkomitmen Untuk Terus Berkontribusi Dalam Pembangunan Daerah

الخميس، 7 أغسطس 2025 | أغسطس 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-07T09:56:12Z


TransSulteng-Palu-Wali Kota Palu diwakili oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Palu, Rahmad Mustafa, S.STP., M.Si, menghadiri Dialog Lokakarya Sulteng 2025 yang digelar di Swiss-Belhotel Palu pada Selasa (05/08/2025).

Dialog strategis tersebut mengangkat tema “Berani Harmoni: Wujudkan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah yang Berkelanjutan dan Inklusif”, yang menjadi wadah kolaborasi lintas sektor untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan ekonomi daerah.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Palu Koordinator Sulawesi Tengah. 

Forum ini menghadirkan sejumlah tokoh penting, seperti Deputi Bidang Industri dan Investasi dari kementerian terkait, Direktur Industri Kreatif Musik, Film, dan Animasi Kementerian Pariwisata, mantan Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, serta Rektor Universitas Tadulako.

Ketua ISEI Cabang Palu sekaligus ketua panitia kegiatan, Muzajir Tombolotutu, dalam sambutannya menyampaikan komitmen ISEI untuk terus berkontribusi dalam pembangunan daerah, meskipun di tengah keterbatasan anggaran. 

“Kami ingin ikut menggerakkan ekonomi Sulawesi Tengah melalui sektor pariwisata yang inklusif,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Muhamad Irfan Sukarna, memaparkan capaian positif pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan I tahun 2025 yang mencapai 8,69 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 4,87 persen. 

Namun, ia menyoroti bahwa kontribusi terbesar masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, khususnya nikel, yang mencapai 39,34 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Di sisi lain, sektor pariwisata yang tercermin dari lapangan usaha akomodasi serta makanan dan minuman, hanya memberikan kontribusi 2,32 persen. 

“Ini menunjukkan bahwa kekayaan alam dan budaya kita belum optimal dijadikan nilai tambah ekonomi,” kata Irfan.

Ia menekankan bahwa sektor pariwisata memiliki potensi efek berganda (multiplier effect) yang besar karena melibatkan banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pelaku industri kreatif, hingga sektor transportasi dan jasa lainnya. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi komprehensif dalam membangun ekosistem pariwisata yang tidak hanya menonjolkan destinasi, tetapi juga menjamin keberlanjutan dan inklusivitasnya.

Dialog Lokakarya Sulteng 2025 ini diharapkan menjadi momentum untuk menyatukan visi dan langkah strategis menuju penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan inklusif di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu sebagai salah satu pusat pertumbuhan utama.

×
Berita Terbaru Update
close
Banner iklan disini