TransSulteng-Gorontalo- Komando Resor Militer (Korem) 133/Nani Wartabone melaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan tahun 2025 secara khidmat. Upacara ini digelar untuk mengenang dan menghormati jasa serta pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, dengan mengusung tema "Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan".
Upacara peringatan Hari Pahlawan tahun 2025 dilaksanakan di Lapangan Makorem 133/NW, jln. Trans Sulawesi, Desa Tridharma, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Senin (10/11/2025), dipimpin langsung oleh Kasipers Kasrem 133/NW Kolonel Arh Louis Ferdinani P., S.T., sebagai Inspektur Upacara.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh para Kasi Korem 133/NW, para Ka Balak Aju Korem 133/NW, para perwakilan Perwira, Bintara dan Tamtama Satuan jajaran Korem 133/NW serta ASN Jajaran Korem 133/NW.
Dalam amanat Menteri Sosial RI yang dibacakan oleh Kasipers Kasrem 133/NW menyampaikan Hari ini, di bawah langit Indonesia yang merdeka, kita menundukkan kepala penuh hormat mengenang para pahlawan bangsa. Mereka bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini.
"Dari Surabaya hingga Banda Aceh, dari Ambarawa hingga Biak, mereka berjuang bukan demi dirinya sendiri, tetapi demi masa depan bangsa yang bahkan belum mereka kenal, yaitu kita semua yang berdiri di sini hari ini.
Para Pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan," terangnya.
Karenanya, ada tiga hal yang dapat kita teladani dari para pahlawan bangsa: Pertama, Kesabaran Para Pahlawan, Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan.
Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan, Kedua, Semangat untuk menguatkan kepentingan Bangsa di atas segalanya Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan penjajah.
Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian, dan Ketiga, Pandangan jauh ke depan, Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai. Dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam. Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan.
Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini. Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.
"Di masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian. Namun semangatnya tetap sama, membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Menteri Sosial menegaskan Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
"Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji: bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus.
Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak," pungkasnya.




















