TransSulteng-Jakarta – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali melangkah maju dalam membangun kepercayaan publik. Melalui proyek inovatif bertajuk “Optimalisasi Sistem Penerangan Masyarakat (SiPenmas)”, Polri menghadirkan wajah baru komunikasi publik yang lebih terbuka, cepat, dan modern di era digital.
Inisiatif ini digagas oleh Kombes Pol. Dwi Sulistyawan, S.H., S.I.K., M.Si., mantan Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Barat, yang kini tengah mengikuti Program Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LXV di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI tahun 2025.
Proyek tersebut menjadi bentuk nyata kepemimpinan perubahan yang berorientasi pada pelayanan publik dan kepercayaan masyarakat.
Dwi menjelaskan, selama ini sistem komunikasi di internal Polri masih bersifat manual dan terfragmentasi, sehingga membutuhkan pembaruan agar mampu mengikuti kecepatan arus informasi publik. Dari sinilah lahir SiPenmas, sebuah platform digital yang mengintegrasikan berbagai kanal informasi kepolisian dalam satu sistem terpadu.
“Kami ingin menghadirkan sistem komunikasi yang lebih efisien, cepat, dan terpercaya. SiPenmas bukan hanya alat, tapi langkah membangun kembali kepercayaan masyarakat,” ujar Dwi Sulistyawan.
Transformasi dari Manual ke Digital
SiPenmas dikembangkan oleh Divisi Humas Polri sebagai respon terhadap meningkatnya kebutuhan masyarakat dan media terhadap informasi resmi. Melalui aplikasi ini, proses penyebaran informasi dapat dilakukan secara lebih sistematis dan transparan. Wartawan juga bisa mengakses data, rilis resmi, dan pernyataan Polri secara langsung.
Yang menarik, SiPenmas tidak hanya menjadi wadah berbagi data, tapi juga platform kolaboratif antara Humas Polri dan insan media. Fitur diskusi daring memungkinkan klarifikasi cepat terhadap isu-isu yang berkembang, mencegah penyebaran hoaks, dan memperkuat hubungan antara Polri dan media.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) juga dihadirkan dalam sistem ini. AI membantu tim humas menyusun narasi berita yang relevan dan responsif terhadap situasi terkini. Hal ini diharapkan mampu mempercepat penyampaian informasi publik tanpa mengurangi akurasi dan kredibilitasnya.
Mendorong Transparansi dan AkuntabilitasHadirnya SiPenmas menjadi langkah strategis dalam mendukung prinsip keterbukaan informasi publik. Melalui platform ini, prosedur birokratis dalam layanan informasi dapat dipangkas tanpa mengurangi aspek akuntabilitas.
Polri menargetkan peningkatan efisiensi kerja humas dan peningkatan pemberitaan positif hingga 50 persen dalam dua tahun.
Selain itu, SiPenmas juga diharapkan memperkuat budaya kerja baru di tubuh Polri — budaya yang adaptif terhadap teknologi dan terbuka terhadap kritik publik. Komunikasi publik yang dulunya bersifat satu arah kini menjadi dua arah: cepat, terbuka, dan interaktif.
Dampak Positif bagi Semua PihakBagi Polri, SiPenmas menjadi instrumen penting untuk menjaga konsistensi dan kualitas informasi yang beredar. Sistem ini memastikan setiap data yang keluar memiliki validitas tinggi dan mewakili suara resmi institusi.
Bagi wartawan, platform ini memberikan kemudahan akses terhadap sumber terpercaya tanpa perlu melewati prosedur panjang.
Sementara bagi masyarakat, manfaatnya terasa dalam bentuk transparansi dan literasi informasi yang meningkat. Akses publik terhadap data resmi akan menekan ruang bagi hoaks dan misinformasi yang kerap menciptakan keresahan.
Menyatu dengan Agenda Nasional dan Reformasi Birokrasi
Proyek ini sejalan dengan agenda Asta Cita poin 7 yang menekankan reformasi hukum dan birokrasi serta pencegahan korupsi melalui transparansi informasi. Secara global, SiPenmas mendukung Sustainable Development Goals (SDGs)pada aspek Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, karena memperkuat tata kelola digital lembaga publik.
Dalam konteks Reformasi Birokrasi, SiPenmas menjadi contoh nyata modernisasi pelayanan publik berbasis teknologi. Sistem ini meningkatkan efisiensi distribusi informasi dan memperkuat hubungan kolaboratif Polri dengan media, pemerintah, dan masyarakat.
Menatap Masa Depan Komunikasi PolriKe depan, Polri menyiapkan rencana keberlanjutan hingga 2027. Langkah ini mencakup penerbitan regulasi formal seperti Peraturan Kadiv Humas Polri dan SOP operasional, serta pelatihan bagi personel humas di seluruh Indonesia agar adaptif terhadap teknologi baru.
Dwi menegaskan, keberhasilan proyek ini bukan hanya diukur dari sisi teknologi, tapi juga perubahan budaya komunikasi.
“Kepercayaan publik tidak bisa dibangun dalam sehari. Tapi lewat konsistensi, transparansi, dan komunikasi yang jujur, kita bisa mencapainya,” katanya.
Melalui SiPenmas, Polri berupaya menjawab tantangan zaman — menghadirkan sistem komunikasi yang lebih terbuka, adaptif, dan berorientasi pada pelayanan publik. Sebuah langkah maju menuju Polri yang modern, humanis, dan terpercaya.






