Notification

×
Whats-App-Image-2023-04-03-at-18-46-33-1
Whats-App-Image-2023-04-03-at-18-46-33-1

Indeks Berita

Whats-App-Image-2023-10-14-at-15-02-39-57158036

Tag Terpopuler

Menepis Pernyataan Direktur Rumah Sakit dr.Yusran Pada Salah Satu Media Online

Kamis, 07 Januari 2021 | Januari 07, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-01-08T02:08:10Z


TRANS SULTENG - Luwuk Banggai,"Meninggalnya Salah satu Pasien di RSUD Luwuk, beberapa Hari yang lalu Sampai saat ini Menjadi Perbincangan Hangat Publik, Sejumlah pihak Menyayangkan bobroknya Pelayanan di RSUD Luwuk Banggai.


pada dasarnya Dokter ada.tapi persiapan mungkin yang tiba tiba begitu, perawatnya ada.Oksigen ada,tegas Yusran,pernyataan Dokter Yusran ini di Bantah keras oleh Salah satu Anak dari Almarhum Markus Alapu,sebut saja Nirwan,mengatakan kepada media ini,pada 07/01/2021 mengatakan bahwa Dari awal Masuk sampai Sampai Almarhum Menghembuskan nafas,Dokter tidak kelihatan Batang hidungnya,kata Nirwan dengan nada Kesal,terhadap pelayanan RSUD Luwuk Banggai.


pernyataan Direktur RSUD Luwuk yang berbalik menyesalkan Banyaknya keluarga pasien yang berada di ruangan saat peristiwa tersebut dan Mengingat adanya aturan prosedur kesehatan dalam penanganan Covid-19,itu hanya tameng saja.kanyataannya di Vidio Life yang di Unggah oleh Akun FB atas Nama Mardi.jelas di Lihat hanya tiga orang.hanya saja yang lain itu bukan dari pihak keluarga Almarhum.pernyataan ini juga kami Anggap hanya menepis atas ke bobroknya pelayanan di RSUD Luwuk,di masa roda kepemimpinan Dokter Yusran. yang jelasnya Dokter,Muncul di Saat Almarhum sudah menghembuskan Nafas terakhir.Pernyataan Bohong,kata Nirwan,


Sebenarnya memang betul Ruang isolasi itu tidak boleh masuk tanpa APD yang itu juga kami keluarga Almarhum kembali sesalkan karena Banyak yang bukan keluarga Almarhum,pertanyaannya Mengapa jikalau itu di larang banyak juga yang bisa masuk bebas tanpa di Larang oleh pihak Rumah Sakit,tegas Nirwan



saat di pertanyakan Media Ini melalui Watspp kepada Dokter Yusran seperti Apa tingkat pelayanan Rumah Sakit Sehingga korban yang diduga kuat di paksakan untuk di Covidkan, dalam pernyataan Anak dari Almarhum,Trisnawati mengatakan Bahwa dirinya di paksakan untuk menanda tangani selembar Kertas yang isinya adalah pernyataan pelayanan dengan mengukuti prokes Covid-19 Lantas dirinya mau menanda tanganinya agar supaya orang tuanya bisa di tangani selayaknya pasien yang berduit.


orang tuanya kehilangan nyawa diakibatkan pelayanan Rumah sakit yang tidak benar.masih dari Trisnawati Mengatakan jika sudah jadi begini kok kami yang di anggap bohong,?(apa yang di tayangkan di Akun Fb Atas Nama Mardi,itu nyata dan jelas tanpa rekayasa sedikitpun,


Trisnawati menceritakan kronologis,orang tuanya masuk Rumah Sakit gara-gara Gagal Ginjal.kenapa pihak rumah sakit terkesan memaksakan agar kami dari keluarga Untuk Menandatangani surat pernyataan tersebut,karena jikalau kami tidak tanda tangan tidak akan di Layani dari pihak rumah Sakit,terang Trisnawati.


pernyataan kami ini,yang menyatakan bahwa Kehabisan oksigen itu memang benar adanya bukan rekayasa belaka.berbicara soal perawat mereka tidak berada di ruangan.mereka Mulai Muncul jika kami dari anak anak sudah berteriak keras untuk memanggil perawat.dan masalah kehabisan oksigen yang habis.seperti yang sedang firal saat ini, disini saya sebagai anak dari Almarhum Markus Alapu menyatakan bahwa bukan oksigen yang di tabung itu yang habis,hanya saja oksigen yang habis itu oksigen yang terpasang pada orang tua kami.tegas Trisnawati.


Saat dalam perawatan pasien gagal ginjal ini kemudian kesulitan bernafas,Memang betul tetapi saat itu oksigen yang terpasang pada orang tua kami itu yang habis dan tidak ada seorang perawat yang ada untuk memasang kembali oksigen yang terpasang sudah habis maka dari itu kami katakan oksigen Kosong,kami katakan kosong.ini pernyataan yang kami Anggap benar adanya.,Saat kehabisan oksigen tidak ada seorangpun perawat yang ada di ruangan tersebut,



pasien ini telah melalui Unit Gawat darurat, dokter penanggung jawab pasien janji untuk cuci darah, kami tidak menolak, yang kami menolak itu orang tua kami ini,mau di masukan dalam perhitungan Covid-19.


Diselah kepanikan kami sendiri yang memasang Oksigen kata Nirwan.Saya sendiri yang pasang oksigennya tapi saya tidak tahu mana yang ada isi karena semuanya sudah terbuka tutupnya.jadi saya pasang saja.karena perawat tidak ada pada saat itu,beberapa tenaga medis yang berpakaian APD Lengkap, itu ada disaat kami sudah berteriak teriak memanggil Perawat.sehingga salah seorang perawat yang memompa mompa dada orang tua kami.kami akan tempuh jalur Hukum nanti,untuk saat ini kami masih dalam suasana duka,tegas Nirwan kepada media ini.(Suardi)

×
Berita Terbaru Update
close
Banner iklan disini