Notification

×
SELAMAT-HARI-RAYA-3 Whats-App-Image-2023-04-03-at-18-46-33-1
SELAMAT-HARI-RAYA-3 Whats-App-Image-2023-04-03-at-18-46-33-1

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Seribuan Warga Lingkar Tambang PT Vale Di Morowali Ternyata Putus Sekolah

Senin, 05 Juni 2023 | Juni 05, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-07T17:21:16Z


TransSulteng-Morowali- Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, untuk bisa menambah ilmu pengetahuan mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.

Dengan mengenyam pendidikan, diharapkan taraf hidup masyarakat bisa lebih berkembang sesuai dengan basic ilmu pengetahuan yang dijalaninya.

Sejumlah program baik dari pemerintah, swasta, dan lembaga dilakukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Namun sayangnya, di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi Kabupaten Morowali, khususnya di 13 desa lingkar tambang PT Vale Indonesia, mulai dari Desa Siumbatu sampai Desa Lahuafu, tercatat ada sekitar seribuan warga yang putus sekolah.

Hal itu dijelaskan oleh Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bumi Nikel, Awaludin usai mendampingi puluhan warga yang mengikuti pembelajaran untuk persiapan ujian paket A, paket B dan paket C, hasil kerjasama dengan PT Vale Indonesia.

Ia mengatakan, data tersebut diperoleh dari hasil survei lapangan yang dilakukan oleh pihak PT Vale Indonesia, sehingga muncullah program itu. "Untuk jumlah pastinya nanti saya akan koordinasi lagi dengan pihak PT Vale, namun kalau saya liat kemarin itu, ada sekitar seribuan lebih yang putus sekolah, inilah juga yang membuat PT Vale bekerjasama dengan PKBM untuk melaksanakan program ini" kata Awaludin.

Menurut Awaludin, warga yang mendaftar kali ini sebanyak 102 orang, terdiri dari 25 orang untuk kesetaraan Paket B dan untuk kesetaraan Paket C sebanyak 77 orang.

Bagi peserta ujian kata Awaludin, tidak dipungut biaya apapun karena untuk usia di bawah 21 tahun telah dibiayai negara, sementara untuk kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bungku Timur. "Tidak ada pungutan biaya apapun dari peserta, malah buku-buku dan alat tulis lainnya justru disiapkan oleh panitia" jelasnya.

Meskipun honor dalam kegiatan tersebut sangat minim berkisar Rp250.000,- sampai Rp300.000,- , namun hal itu tidak menyurutkan semangat Awaludin dan kawan-kawan untuk membantu mengentaskan warga yang putus sekolah. "Kalau berbicara penghasilan ya dengan honor segitu jelas tidak akan cukup, tapi Insyaa Allah semangat kami tidak akan kendor" ungkapnya.

Ia juga berharap agar ke depan ada perhatian dari pihak pemerintah daerah atas upaya yang dilakukan oleh PKBM Morowali dalam pengentasan anak putus sekolah. "Selama ini kami belum pernah mendapatkan bantuan atau subsidi dari Pemerintah Daerah, yaah semoga ke depannya nanti bisa lebih diperhatikan" tandas Awaludin.BAMS/IRD.

×
Berita Terbaru Update
close
Banner iklan disini