TransSulteng-Semarang- Kasus pengeroyokan yang terjadi di jalan Wotgandul, Kota Semarang, Jawa Tengah, kini menjadi sorotan publik usai diberitakan sejumlah media online.
Ria Budi yang merupakan pihak keluarga pengeroyokan angkat bicara. Menurutnya pemberitaan itu sepihak, Ia pun menyampaikan kronologis sebenarnya, versi dirinya. Senin (21/4/2025).
Menurut Ria Budi, kejadian bermula ketika David, sopir kakaknya, pada Sabtu 12/4/2025 pukul 09.15 WIB, membeli 2 galon minuman di warung miliknya dengan mengendarai mobil.
Tiba-tiba S menegur David, mengatakan agar lampu mobilnya dimatikan karena silau. "Katanya matanya masih dalam masa penyembuhan setelah operasi katarak," ujarnya.
Mengetahui S menegur David, kemudian dirinya keluar dari toko untuk memberikan penjelasan kenapa S menegur sopir kakaknya tersebut.
Namun, lanjut kata Ria Budi, teguran itu ditanggapi dengan nada tinggi oleh S, sehingga terjadilah percekcokan, hingga akhirnya S menyerang dengan memukul terlebih dahulu terhadap dirinya.
"Saya dipukul secara bertubi-tubi sampai jatuh pun masih dipukuli secara membabi buta, tidak hanya itu,saudara S juga menendang paha dan menyikut dagu istri saya yang kebetulan melerai, kejadian ini terekam jelas dalam kamera cctv," tutur Ria Budi.
Melihat ayahnya mengalami luka lebam di wajahnya, kemudian Robi (anak Ria Budi) dan iparnya mendatangi S, dengan maksud menanyakan sekaligus klarifikasi soal ayahnya yang dipukuli.
"Jadi saat S ditanya baik-baik, malah ngajak berkelahi Robi, lalu terjadilah antara S dan Robi, mengetahui anaknya berkelahi, kemudian saya datang, dan terjadilah perkelahian yang marak beredar di media, bahwa itu adalah pengeroyokan yang dilakukan oleh saya beserta keluarga," ujarnya.
Kasus tersebut saat ini tengah ditangani Polsek Semarang Tengah dan masih dalam tahap penyelidikan, karena kedua pihak saling melapor.
Kapolsek Semarang Tengah AKP I Putu Agus Indra Permana mengatakan, dari kejadian ini pihaknya telah menerima dua laporan kasus Penganiayaan, karena kedua belah pihak sama-sama melapor.
"Kasusnya saat ini masih dalam proses penyelidikan dan menunggu hasil visum," kata Kapolsek Semarang Tengah, AKP I Putu Agus Indra Permana.
"Kami menerima dua laporan. Kasusnya saat ini sudah kami proses dalam tahap penyelidikan, kami masih mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi-saksi," jelasnya.
Ria Budi berharap Polsek Semarang Tengah dapat menyelesaikan kasus ini secara transparan dan presisi, karena menurutnya dia merasa dirinya adalah korban.
"Tapi berita yang beredar luas seolah-olah saya adalah pelaku pengeroyokan," kata Ria Budi.
Melalui kuasa hukumnya yakni Taufiqurahman SH., MH, menyampaikan untuk tidak melihat berita sepihak, tanpa melihat fakta yang sebenarnya dan melihat video dari awal kejadian sampai akhir.
"Jangan ada editan atau potongan video. Langkah-langkah yang akan kami lakukan adalah melakukan pendampingan hukum terhadap Ria Budi dan keluarganya," jelas Taufiqurahman.
Sementara Ketua LSM Buser Indonesia Didik Agus Riyanto, berharap dalam kasus ini media dalam pemberitaan harus mencari informasi yang valid dari kedua belah pihak.
"Jadi setelah menyaksikan rekaman cctv asli tanpa adanya potongan sangat berbeda dengan video yang beredar, dan dalam kasus ini antara kedua belah pihak, sama-sama melaporkan di Polsek Semarang Tengah," kata Didik.
Didik berharap untuk pihak kepolisian bertindak adil dan tidak tebang pilih dalam menangani kasus tersebut, mengingat kasus tersebut sudah viral dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Didik berharap supaya semua selesai dengan baik dan diselesaikan secara kekeluargaan.
Vio sari
Sumber: RB